Minggu, 03 Mei 2009

Makalah Gerabah di Gulomantung

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Saat ini perkembangan alat tehnologi modern sudah lebih maju sehingga banyak yang berpindah dari alat tradisional ke alat modern. Kebanyakan masyarakat berpindah ke alat modern karena masyarakat memilih alat-alat yang lebih mudah untuk digunakan. Tapi dengan berpindah ke alat-alat modern menyebabkan banyak perajin alat tradisional merasa rugi. Salah satunya perajin produk gerabah yang bertempat di Desa Tubayan Kelurahan Gulumantung, perajin ini merasa rugi karena banya konsumen yang berpindah yang dulunya menggunakan produk gerabah seperti cobek kini berpindah ke alat modern seperti blender, sehingga produk yang dihasilkan tidak laku.
Semua itu akibat adanya beberapa hal yakni kemajuan tehnologi modern dan alat tradisionl sudah tidak sesuai lagi dengan zaman sekarang ini. Kemudian pemerintah sudah tidak memasarkan lagi produk dalam negeri yang masih tradisional yang pada zaman dahulu sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Keadaan inilah yang harus dicari jalan keluarnya. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan memperkenalkan atau memasarkan produk gerabah dan alat tradisional yang lain. Dengan demikian maka produk gerabah dapat dikenal lagi oleh masyarakat luas. Dan masyarakatpun tetap menggunakan alat-alat tradisional. Dan perajinpun tidak merasa dirugikan.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian di Kelurahan Gulumantung Kecamatan Kebomas Gresik, tempat perajin membuat gerabah dengan mengangkat judul “Gerabah Salah Satu Produk Kerajinan Tangan di Kelurahan Gulumantung Kebomas Gresik”.

1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana peran produk gerabah dari zaman dahulu hingga zaman sekarang ini ?
2. Bagaimana keadaan produk gerabah di zaman sekarang ?
3. Bagaimana cara pembuatan produk gerabah ?
1.3 Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui peran produk gerabah di tengah-tengah masyarakat modern.
2. Untuk mengetahui keadaan produk gerabah di zaman modern ini.
3. Untuk mengetahui cara pembuatan produk gerabah.

1.4 Kegunaan Penelitian
1. Peneliti
Dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman yang bersifat langsung yang diterangkan dalam karya ilmiah ini, dan untuk memenuhi sebagian dari tugas-tugas yang diberikan oleh ibu guru di sekolah MA Ma’arif NU Sidomukti Kebomas Gresik.
2. Masyarakat sekitar dan para konsumen
Dapat digunakan sebagai informasi dan rujukan dalam mengenal produk-produk tradisional yang ramah lingkungan.
3. MA Ma’arif NU Sidomukti
Dapat digunakan sebagai sumber informasi dan sebagai sumber kepustakaan serta bahan kajian untuk permasalahan yang sama.

1.5 Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif. Tujuannya penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau kondisi yang ada, pendapat yang sedang tumbuh, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Pada penelitian ini, penulis mendapatkan data deskriptif yaitu data-data yang dikumpulkan berupa kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang membuat gerabah dan orang yang pernah membeli produk gerabah serta masyarakat sekitar.



1. Metode interview (wawancara)
Wawancara adalah sebagai suatu proses tanya jawab lisan, dengan dua orang atau lebih saling berhadapan fisik, yaitu satu dapat melihat muka yang lain dan mendengarkan dengan telinga sendiri suaranya.
Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data secara langsung kepada pihak yan bersangkutan, yaitu pewawancara dengan mengajukn pertanyaan dan memperoleh jawaban secara langsung dari narasumber. Adapun pelaksanaan metode wawancara ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang :
1. Proses pembuatan gerabah
2. Pemasaran produk gerabah

2. Metode observasi
Metode observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan dengan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.
Dalam hal ini penulis menggunakan metode ini secara langsung, metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang pembuatan gerabah di Kelurahan Gulumantung sebagai obyek penelitian.

3. Metode dokumenter
Metode dokumenter adalah mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, buku-buku, surat kabar, majalah, agenda, internet dan lain-lain. Adapun pelaksanaan metode dokumenter ini peneliti gunakan untuk memperoleh data tentang :
1. Pengertian gerabah
2. Manfaat gerabah
3. Bentuk-bentuk gerabah
4. Proses pembuatan gerabah




1.6 Batasan Istilah
Untuk menghindari adanya salah penafsiran terhadap judul karya ilmiah “Gerabah salah satu produk kerajinan tangan di Kelurahan Gulumantung Kebomas Gresik” ini, maka penulis akan menegaskan beberapa pengertian sebagai berikut :
1. Gerabah
Adalah segala jenis alat-alat dapur yang dibuat dari tanah liat yang berguna untuk membantu kehidupan manusia.
2. Produk
Adalah barang atau jasa yang dibuat dan ditambah gunanya atau nilainya dalam proses produksi dan menjadi hasil akhir dari proses produksi itu.
3. Kerajinan tangan
Adalah suatu barang-barang hasil karya tangan rumah tangga, perusahaan kecil-kecil yang dikerjakan di rumah.
4. Gulumantung
Adalah Salah satu nama kelurahan yang bertempat di Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik dan letaknya kurang lebih 300 meter dari Kelurahan Sidomukti.
5. Kebomas
Adalah nama kecamatan yang memberi nama Sunan Giri, kebomas yaitu nama kecamatan yang berada kurang lebih 1 km arah utara Sidomukti dan 3 km arah selatan Kota Gresik
6. Gresik
Adalah kota yang terkenal dengan makanan yang khas seperti pudak, otak-otak, nasi krawu dan lain-lain. Dan juga dikenal dengan kota santri karena disini tempatnya para santri belajar agama kepada para penyebar islam di tanah jawa termasuk Sunan Giri atau Sunan Malik Ibrahim.





BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.2 Produk Gerabah
2.1.1 Pengertian Gerabah
Gerabah adalah kerajinan yang terbuat dari tanah liat. Untuk lebih jelasnya tentang istilah gerabah akan dikemukakan berdasarkan beberapa pendapat antara lain :
a. Menurut Wikipedia Indonesia
Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat atau lempung yang dibentuk kemudian dibakar untuk kemudian dijadikan alat- alat yang berguna membantu kehidupan.
b. Menurut Rifki T.G
Kerajinan Gerabah adalah kerajianan tradisional yang memerlukan keterampilan-keterampilan khusus yang harus dikuasai untuk mengolah tanah liat sedemikian rupa sehingga mengahasilkan karya-karya yang mempunyai nilai ekonomis.
Perlu diketahui bahwa asal mula gerabah telah diperkirakan ada sejak zaman manusia prasejarah dan dengan adanya alat ini dapat diketahui bahwa manusia zaman dahulu sudah mengusai tehnologi dan citra seni yang cukup tinggi. Sebab pada beberapa penemuan di daerah situs bersejarah atau situs-situs arkeologi, telah ditemukan gerabah-gerabah kuno yang berfungsi sebagai perkakas atau alat bantu rumah tangga. Dan hal ini dapat dibuktikan dengan banyak ditemukannya gerabah-gerabah kuno di Jawa timur dan di Sulawesi selatan.

2.1.2 Peran Gerabah
Menurut kajian arkeologis, keahlian membuat keramik jenis gerabah atau tembikar di nusantara baru dikenal di masa bercocok tanam. Siklus cocok tanam yang menyisakan waktu luang cukup panjang bagi para petani memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengembangkan keahlian ini. Jenis gerabah yang dihasilkan kebanyakan berupa peralatan rumah tangga.
Akan tetapi baru pada masa perundagian karya-karya gerabah mulai berkembang luas, tidak lagi sekedar menjadi bagian peralatan rumah tangga, tapi telah pula menjadi bagian perangkat sosial, ritual keagamaan, ekspresi seni bahkan lambang status sosial.
Seniman-seniman tembikar masa inilah yang diyakini mengembangkan tehnik cungkil, putar, tusuk, gores, tempel dan tekan, yang masih dikenal hingga kini.
Dengan tehnik-tehnik yang sudah ada dimasa sekarang gerabah sudah beralih fungsinya, fungsinya adalah :
 Sebagai hisan taman
 Sebagai Tempat payung
 Aneka model binatang
 Vas bunga
 Kap lampu
 Panel-panel keramik
 Asbak
 Celengan
 Ataupun aneka bentuk hiasan berbahan tanah liat

2.1.3 Keadaan Produk Gerabah di Zaman Modern
Dengan melihat keadaan sekarang yang serba maju oleh alat-alat yang modern, produk gerabah hari demi hari mulai kurang diminati, hal ini mengakibatkan produk gerabah mulai hilang ditelan zaman. Menurut Ali Robin hal ini dikarenakan para pembeli bosan dengan disain yang terkesan monotan tanpa ada perubahan yang membuat para peminat gerabah merasa tertarik untuk mendapatkan alat yang lebih bagus dibandingkan gerabah. Hal ini dibuktikan dengan penurunan pesanan gerabah hingga 60 persen.
Menurut Robin fakta tersebut merupakan suatu masalah yang sangat serius dan harus ditangani secepatnya. ''Corak dan desain adalah suatu yang penting dalam pembuatan gerabah”. Untuk itu jika para pelanggan sudah bosan dengan corak desain yang ditawarkan tanpa ada usaha kearah perubahan, maka pasar kita akan segera ditinggalkan konsumen.

2.2 Cara Pembuatan gerabah
1. Pengambilan tanah liat
Tanah liat diambil dengan cara menggali secara langsung ke dalam tanah yang mengandung banyak tanah liat yang baik. Tanah liat yang baik berwarna merah coklat atau putih kecoklatan. Tanah liat yang telah digali kemudian dikumpulkan pada suatu tempat untuk proses selanjutnya.
2. Persiapan tanah liat
Tanah liat yang telah terkumpul di campur dengan psir kemudian disiram denagan air hingga basah merata kemudian didiamkan selama satu hingga dua hari. Setelah itu, kemudian tanah liat digiling agar lebih rekat dan liat. Ada dua cara penggilingan yaitu secara manual dan mekanis. Penggilingan manual dilakukan dengan cara menginjak-injak tanah liat hingga menjadi ulet dan halus. Sedangkan secara mekanis dengan menggunakan mesin giling. Hasil terbaik akan dihasilkan dengan menggunakan proses giling manual.
3. Proses pembentukan
Setelah melewati proses penggilingan, maka tanah liat siap dibentuk sesuai dengan keinginan. Aneka bentuk dan disain dapat dihasilkan dari tanah liat. Seberapa banyak tanah liat dan berapa lama waktu yang diperlukan tergantung pada seberapa besar gerabah yang akan dihasilkan, bentuk dan disainnya. Perajin gerabah akan menggunakan kedua tangan untuk membentuk tanah liat dan kedua kaki untuk memutar alat pemutar (perbot). Kesamaan gerak dan konsentrasi sangat diperlukan untuk dapat melakukannya. Alat-alat yang digunakan yaitu alat pemutar (perbot), alat pemukul, batu bulat, kain kecil. Air juga sangat diperlukan untuk membentuk gerabah dengan baik.
4. Penjemuran
Setalah bentuk akhir telah terbentuk, maka diteruskan dengan penjemuran. Sebelum dijemur di bawah terik matahari, gerabah yang sudah agak mengeras dihaluskan dengan air dan kain kecil lalu dibatik dengan batu api. Setalah itu baru dijemur hingga benar-benar kering. Lamanya waktu penjemuran disesuaikan dengan cuaca dan panas matahari.
5. Pembakaran
Setelah gerabah menjadi keras dan benar-benar kering, kemudian banyak gerabah dikumpulkan dalam suatu tempat atau tungku pembakaran. Gerabah-gerabah tersebut kemudian dibakar selama beberapa jam hingga benar-benar keras. Proses ini dilakukan agar gerabah benar-benar keras dan tidak mudah pecah. Bahan bakar yang digunakan untuk proses pembakaran adalah jerami kering, daun kelapa kering ataupun kayu bakar.
6. Penyempurnaan
Dalam proses penyempurnaan, gerabah jadi dapat dicat dengan cat khusus atau diglasir sehingga terlihat indah dan menarik sehingga bernilai jual tinggi.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari kesimpulan yang telah penulis kemukakan berdasarkan data-data yang telah penulis sajikan, dapat ditarik kesimpulan bahwa gerabah adalah alat yang terbuat dari tanah liat yang masih tradisional dan berfungsi sebagai alat bantu kehidupan manusia dan dapat juga digunakan sebagai penghias ruangan serta untuk interior rumah.
Gerabah ternyata tidak hanya berupa alat-alat dapur seperti cobek atau kendi tetapi juga berupa vas bunga, celengan, asbak dan aneka macam bentuk yang terbuat dari tanah liat. Dalam pembuatan gerabah dapat dibagi menjadi 6 bagian yaitu Persiapan tanah liat, Proses pembentukan, Penjemuran, Pembakaran, Pengambilan tanah liat dan Penyempurnaan.
Dan dapat ditarik kesimpulan, bahwa peranan gerabah dari zaman dahulu sampai zaman sekarang telah mengalami perubahan, seperti gerabah pada zaman dahulu hanya sebagai alat bantu rumah tangga sekarang gerabah dapat juga digunakan sebagai penghias taman atau sebagai interior rumah. Dan untuk mengantisipasi agar produk-produk tersebut tidak kalah dengan produk modern, corak dan disain gerabah tersebut harus lebih menarik dan harus ada perubahan yang lebih baik.

3.2 Saran

1. Sebaiknya masyarakat lebih menghargai alat-alat tradisional dalam negeri terutama gerabah, agar produk gerabah tetap dilestarikan dan dikenal oleh masyarakat luas.
2. Seharusnya para perajin gerabah lebih mengembangkan dan meningkatkan kualitas produknya sehingga produk-produk dalam negeri dapat digunakan sebagaimana kita menggunakan produk yang modern.
3. Pemerintah seharusnya memberi tempat yang layak pada para perajin, agar produk-produk mereka tetap bertahan di zaman modern ini.

DAFTAR PUSTAKA

Poernadarminta. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN, Balai Pustaka
Rama, Tri. 2001. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Karya Agung
Rosidi, Iman. 2005. Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: CV. Media Pustaka
http://ads.admaxasia.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Gerabah
http://www.jatim.go.id/telecenter
http://www.suaramerdeka.com

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Wawancara

1. Sebelumnya saya mohon maaf karena mengganggu pekerjaan Ibu, nama anda siapa dan umur anda berapa ?
 Nama saya ibu Saropah dan umur saya 60 tahun.

2. Sejak kapan anda menekuni pembuatan gerabah ?
 Sejak saya berumur 35 tahun hingga sekarang

3. Anda mengerjakan atau membuat produk gerabah ini dibantu oleh berapa orang ?
 Dalam pengerjaan ini sata hanya dibantu oleh keluarga sya sendiri mulai dari suami, anak, menantu dan saudara saya

4. Bagaimana cara anda membuat gerabah ?
 Yang pertama dilakukan adalah menyiapkan tanah liat kemudian dicampur dengan pasir dan diberi air, setelah itu didiamkan selama sati sampai satu setengah hari. Kemudian baru dibentuk menjadi bentuk gerbah sesuai yang diinginkan dan dengan menggunakan tehnik putar. Baru kemudian dijemur selama satu minggu dan jemurannya sesuai dengan kondisi cuaca, jika panas maka mungkin hanya membutuhkan waktu 5 hari dan senaliknya jika cuaca sedang mendung atau hujan penjemuran membuthkan waktu satu minggu. Setelah dijemur dilakukan pembakaran selama kurang lebih 3 jam kemudian dikemas untuk dijual.

5. Bagaimana cara membedakan gerabah yang baik dengan yang tidak ?
 Gerabah yang bagus adalah gerabah yang proses pembakarannya cukup lama sehingga gerabah tidak mudah retak

6. Apa saja bahan-bahan utama yang diperlukan dalam pembuatan gerabah dan anda mendapatkannya dari mana ?
 Bahan utamanya adalah tanah liat, pasir, air dan alat putar yang digunakan untuk membentu aneka macam gerabah.
 Yang tanah liat saya saya tidak beli, karena saya langsung mengambilnya dari belakang rumah. Sedangkan yang pasir saya beli dengan harga Rp 700.000,00 untuk 4 bulan saja.

7. Berapa lama proses pembuatan gerabah ?
 Dalam proses pembuatan gerabah mulai dari pembuatan sampai akhir kira-kira membuthkan waktu satu minggu.

8. Apa saja yang dapat dibentuk dari gerabah ?
 Sebenarnya gerabah bentuknya sangat banyak, tapi disini saya hanya membentuk cobek dan kendil saja.

9. Kemana saja anda produk gerabah itu dipasarkan ?
 Saya biasanya memasarkan produk gerabah ini hanya menunggu pesanan saja. Dan tempat pemasarannya di daerah Kroman, Randuagung dan Kedanyang.

10. Dalam sekali pembuatan, berapa modal yang anda butuhkan ?
 Untuk modalnya hanya membutuhkan pasir saja dengan harga Rp 700.000,00 untuk 4 bulan.

11. Apa alasan anda untuk mempertahankan produk ini ?
 Karena kami sudah lama sekali menekuni pekerjaan ini, dan kami tidak memiliki keahlian apa-apa selain ini.



12. Apakah ada perbedaan dalam penjualan gerabah pada saat sekarang dengan dulu ?
 Penjualan gerabah waktu dulu dengan sekarang saya rasa tidak ada bedanya masih standart-standart saja. Yang membedakan hanyalah usia saya saja, yang semakin tua tenaga saya semakin lemah yang dulunya dapat menghasilkan banyak gerabah setiap harinya sedangkan sekarang terbatas.

13. Apakah anda tidak merasa tersaingi dengan adanya produk-produk modern yang lebih maju sekarang ini ?
 Tidak, karena kami merasa kalau setiap orang atau rumah tanaga setidak-tidaknya pasti membutuhkan yang namanya kendil atau cobek. Walaupun banyak konsumen yang sudah memakai produk modern tetapi mereka tetap membutuhkan yang tradisional.
14. Apakah ada pengaruh dengan adanya pergantian musim ?
 Ya, hal ini sangat berpengaruh pada pembuatan gerabah itu sendiri karena kalau di musim kemarau jemuran gerabah lebih cepat kering dan hasilnya akan lebih baik, sedangkan waktu musim hujan jemuran gerabah sulit kering dan hasilnya akan kurang baik.

15. Apakah ada kesulitan dalam pembuatan gerabah ?
 Ada, hanya jika musim hujan saya seperti yang saya terangkan tadi.

16. Didalam pemasarannya, produk gerabah dijual perhari apa dijual perminggu ?
 Baiasanya kami memasarkan produk ini perminggu, tetapi hal itu tidak menentu karena tergantung pesanan. Tapi biasanya yang paling ramai pesanan ketika ada Maulid Nabi di daerah gresik, karena disana masih menggunakan tradisi kuno yakni menggunakan cobek sebagai tempat makanan. Dan ketika perayaan hari kemerdekaan, karena biasanya yang memesan digunakan untuk lomba kepruk kendil.

2. Daftar Gambar

1 komentar: