Cerita Rakyat: Talaga Warna
Zaman dahulu, ada sebuah kerajaan di Jawa Barat. Negeri itu dipimpin oleh seorang raja. Prabu, begitulah orang memanggilnya. Ia adalah raja yang baik dan bijaksana. Tak heran, kalau negeri itu makmur dan tenteram. Tak ada penduduk yang lapar di negeri itu.
Semua sangat menyenangkan. Sayangnya, Prabu dan istrinya belum memiliki anak. Itu membuat pasangan kerajaan itu sangat sedih. Penasihat Prabu menyarankan, agar mereka mengangkat anak. Namun Prabu dan Ratu tidak setuju. “Buat kami, anak kandung adalah lebih baik dari pada anak angkat,” sahut mereka.
Ratu sering murung dan menangis. Prabu pun ikut sedih melihat istrinya. Lalu Prabu pergi ke hutan untuk bertapa. Di sana sang Prabu terus berdoa, agar dikaruniai anak. Beberapa bulan kemudian, keinginan mereka terkabul. Ratu pun mulai hamil. Seluruh rakyat di kerajaan itu senang sekali. Mereka membanjiri istana dengan hadiah.
Sembilan bulan kemudian, Ratu melahirkan seorang putri. Penduduk negeri pun kembali mengirimi putri kecil itu aneka hadiah. Bayi itu tumbuh menjadi anak yang lucu. Belasan tahun kemudian, ia sudah menjadi remaja yang cantik.
Prabu dan Ratu sangat menyayangi putrinya. Mereka memberi putrinya apa pun yang dia inginkan. Namun itu membuatnya menjadi gadis yang manja. Kalau keinginannya tidak terpenuhi, gadis itu akan marah. Ia bahkan sering berkata kasar. Walaupun begitu, orang tua dan rakyat di kerajaan itu mencintainya.
Hari berlalu, Putri pun tumbuh menjadi gadis tercantik di seluruh negeri. Dalam beberapa hari, Putri akan berusia 17 tahun. Maka para penduduk di negeri itu pergi ke istana. Mereka membawa aneka hadiah yang sangat indah. Prabu mengumpulkan hadiah-hadiah yang sangat banyak itu, lalu menyimpannya dalam ruangan istana. Sewaktu-waktu, ia bisa menggunakannya untuk kepentingan rakyat.
Prabu hanya mengambil sedikit emas dan permata. Ia membawanya ke ahli perhiasan. “Tolong, buatkan kalung yang sangat indah untuk putriku,” kata Prabu. “Dengan senang hati, Yang Mulia,” sahut ahli perhiasan. Ia lalu bekerja sebaik mungkin, dengan sepenuh hati. Ia ingin menciptakan kalung yang paling indah di dunia, karena ia sangat menyayangi Putri.
Hari ulang tahun pun tiba. Penduduk negeri berkumpul di alun-alun istana. Ketika Prabu dan Ratu datang, orang menyambutnya dengan gembira. Sambutan hangat makin terdengar, ketika Putri yang cantik jelita muncul di hadapan semua orang. Semua orang mengagumi kecantikannya.
Prabu lalu bangkit dari kursinya. Kalung yang indah sudah dipegangnya. “Putriku tercinta, hari ini aku berikan kalung ini untukmu. Kalung ini pemberian orang-orang dari penjuru negeri. Mereka sangat mencintaimu. Mereka mempersembahkan hadiah ini, karena mereka gembira melihatmu tumbuh jadi dewasa. Pakailah kalung ini, Nak,” kata Prabu.
Putri menerima kalung itu. Lalu ia melihat kalung itu sekilas. “Aku tak mau memakainya. Kalung ini jelek!” seru Putri. Kemudian ia melempar kalung itu. Kalung yang indah pun rusak. Emas dan permatanya tersebar di lantai.
Itu sungguh mengejutkan. Tak seorang pun menyangka, Putri akan berbuat seperti itu. Tak seorang pun bicara. Suasana hening. Tiba-tiba terdengar tangisan Ratu. Tangisannya diikuti oleh semua orang.
Tiba-tiba muncul mata air dari halaman istana. Mula-mula membentuk kolam kecil. Lalu istana mulai banjir. Istana pun dipenuhi air bagai danau. Lalu danau itu makin besar dan menenggelamkan istana.
Sekarang, danau itu disebut Talaga Warna. Danau itu berada di daerah puncak. Di hari yang cerah, kita bisa melihat danau itu penuh warna yang indah dan mengagumkan. Warna itu berasal dari bayangan hutan, tanaman, bunga-bunga, dan langit di sekitar telaga. Namun orang mengatakan, warna-warna itu berasal dari kalung Putri yang tersebar di dasar telaga.
Talaga Warna
Former epoch, there is a empire in West Java. That Country is led by a king. Prabu, so people call it. He is wise and good king. It is not strange, if that country is peaceful and prosperous. Nothing;There is no hungry resident in that country.
All very pleasant. Unhappily, Prabu and his wife not yet owned child. That make that empire couple is lugbrious. Adviser Prabu suggest, to be them adopt child. But Prabu and Queen disagree. " Make us, child contain is better the than at foster child," shout them.
Gloomy queen often and weep. Prabu even also follow sorrowful see its wife. Then Prabu go to forest to do penance. Over there the the Prabu continue to pray, to be bestowed by child. Some month;moon later;then, their desire is granted. Queen even also start pregnancy. All people in that empire very glad. They inundate palace with present.
Nine months later;then, Queen bear a putri. Country resident even also again send that small putri is multifarious of present. That baby grow to become humorous child. Flog year later;then, he have become beautiful adolescent.
And Queen Prabu very loveing its his it. They give it it him anything which she wish. But that making it become spoiled girl. If its desire do not fufilled, that girl will fulminate. He even often say is harsh. Nevertheless, old fellow and people [in] that empire loving it.
Day elapse, Putri even also grow to become most beautiful girl in all country. In a few day, Age Putri will 17 year. Hence all resident in that country go to palace. Their bring is multifarious of very beautiful present. Prabu collect very presents many that, then its its his in palace column. At any times, he can using it for the sake of people.
Prabu only take a few/little jewel and gold. He bring it to ornament expert. " Help, make very beautiful choker for the me of my," Prabu word. " Conveniently, Excellency," shout ornament expert. He then work as good as possible, obligingly. He wish to create most beautiful choker in world, because he very love Putri.
Anniversary even also arrive. Country resident gather in palace plaza. When Prabu and Queen come, people greet it happily;gladly. Welcome mat more and more to be heard, when pretty beautiful Putri appear in/on everybody fore part. Everybody admire it beauty.
Prabu then awaken from its chair. beautiful choker have holded of. " My me is beloved, today I give this choker for the mu of. This choker of gift/ giving of people from country angle. They very is loving of you. Their dedicate this present, because happy them see you grow to become adult. Wear this choker, Nak," Prabu word.
Putri accept that choker. Then he see that choker of in a flash. " I do not willing to wearing it. This choker is bad!" exclaim Putri. Later;Then he throw that choker. beautiful choker even also destroy. Gold and his jewel spread over in floor.
That really surprise. Do not a even also suspect, Putri will do like that. Do not a even also speak. Calm atmosphere. Is sudden heard by Queen weep. Its Weep is followed by everybody.
Sudden emerge wellspring from palace page;yard. Originally form small pool. Then palace start floods. Palace is even also fulfilled by water as lake. Last of that lake more and more big and engulf palace.
Now, that lake is referred as by Talaga Colour. That Lake reside in top area. In fair day, we can see that lake is full of marvellous and beautiful colour. That colour come from forest shadow, crop, flower, and sky around lake. But people tell, that colour come from spread over Putri choker in lake base.
Minggu, 03 Mei 2009
Makalah Gerabah di Gulomantung
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Saat ini perkembangan alat tehnologi modern sudah lebih maju sehingga banyak yang berpindah dari alat tradisional ke alat modern. Kebanyakan masyarakat berpindah ke alat modern karena masyarakat memilih alat-alat yang lebih mudah untuk digunakan. Tapi dengan berpindah ke alat-alat modern menyebabkan banyak perajin alat tradisional merasa rugi. Salah satunya perajin produk gerabah yang bertempat di Desa Tubayan Kelurahan Gulumantung, perajin ini merasa rugi karena banya konsumen yang berpindah yang dulunya menggunakan produk gerabah seperti cobek kini berpindah ke alat modern seperti blender, sehingga produk yang dihasilkan tidak laku.
Semua itu akibat adanya beberapa hal yakni kemajuan tehnologi modern dan alat tradisionl sudah tidak sesuai lagi dengan zaman sekarang ini. Kemudian pemerintah sudah tidak memasarkan lagi produk dalam negeri yang masih tradisional yang pada zaman dahulu sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Keadaan inilah yang harus dicari jalan keluarnya. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan memperkenalkan atau memasarkan produk gerabah dan alat tradisional yang lain. Dengan demikian maka produk gerabah dapat dikenal lagi oleh masyarakat luas. Dan masyarakatpun tetap menggunakan alat-alat tradisional. Dan perajinpun tidak merasa dirugikan.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian di Kelurahan Gulumantung Kecamatan Kebomas Gresik, tempat perajin membuat gerabah dengan mengangkat judul “Gerabah Salah Satu Produk Kerajinan Tangan di Kelurahan Gulumantung Kebomas Gresik”.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana peran produk gerabah dari zaman dahulu hingga zaman sekarang ini ?
2. Bagaimana keadaan produk gerabah di zaman sekarang ?
3. Bagaimana cara pembuatan produk gerabah ?
1.3 Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui peran produk gerabah di tengah-tengah masyarakat modern.
2. Untuk mengetahui keadaan produk gerabah di zaman modern ini.
3. Untuk mengetahui cara pembuatan produk gerabah.
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Peneliti
Dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman yang bersifat langsung yang diterangkan dalam karya ilmiah ini, dan untuk memenuhi sebagian dari tugas-tugas yang diberikan oleh ibu guru di sekolah MA Ma’arif NU Sidomukti Kebomas Gresik.
2. Masyarakat sekitar dan para konsumen
Dapat digunakan sebagai informasi dan rujukan dalam mengenal produk-produk tradisional yang ramah lingkungan.
3. MA Ma’arif NU Sidomukti
Dapat digunakan sebagai sumber informasi dan sebagai sumber kepustakaan serta bahan kajian untuk permasalahan yang sama.
1.5 Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif. Tujuannya penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau kondisi yang ada, pendapat yang sedang tumbuh, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Pada penelitian ini, penulis mendapatkan data deskriptif yaitu data-data yang dikumpulkan berupa kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang membuat gerabah dan orang yang pernah membeli produk gerabah serta masyarakat sekitar.
1. Metode interview (wawancara)
Wawancara adalah sebagai suatu proses tanya jawab lisan, dengan dua orang atau lebih saling berhadapan fisik, yaitu satu dapat melihat muka yang lain dan mendengarkan dengan telinga sendiri suaranya.
Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data secara langsung kepada pihak yan bersangkutan, yaitu pewawancara dengan mengajukn pertanyaan dan memperoleh jawaban secara langsung dari narasumber. Adapun pelaksanaan metode wawancara ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang :
1. Proses pembuatan gerabah
2. Pemasaran produk gerabah
2. Metode observasi
Metode observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan dengan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.
Dalam hal ini penulis menggunakan metode ini secara langsung, metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang pembuatan gerabah di Kelurahan Gulumantung sebagai obyek penelitian.
3. Metode dokumenter
Metode dokumenter adalah mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, buku-buku, surat kabar, majalah, agenda, internet dan lain-lain. Adapun pelaksanaan metode dokumenter ini peneliti gunakan untuk memperoleh data tentang :
1. Pengertian gerabah
2. Manfaat gerabah
3. Bentuk-bentuk gerabah
4. Proses pembuatan gerabah
1.6 Batasan Istilah
Untuk menghindari adanya salah penafsiran terhadap judul karya ilmiah “Gerabah salah satu produk kerajinan tangan di Kelurahan Gulumantung Kebomas Gresik” ini, maka penulis akan menegaskan beberapa pengertian sebagai berikut :
1. Gerabah
Adalah segala jenis alat-alat dapur yang dibuat dari tanah liat yang berguna untuk membantu kehidupan manusia.
2. Produk
Adalah barang atau jasa yang dibuat dan ditambah gunanya atau nilainya dalam proses produksi dan menjadi hasil akhir dari proses produksi itu.
3. Kerajinan tangan
Adalah suatu barang-barang hasil karya tangan rumah tangga, perusahaan kecil-kecil yang dikerjakan di rumah.
4. Gulumantung
Adalah Salah satu nama kelurahan yang bertempat di Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik dan letaknya kurang lebih 300 meter dari Kelurahan Sidomukti.
5. Kebomas
Adalah nama kecamatan yang memberi nama Sunan Giri, kebomas yaitu nama kecamatan yang berada kurang lebih 1 km arah utara Sidomukti dan 3 km arah selatan Kota Gresik
6. Gresik
Adalah kota yang terkenal dengan makanan yang khas seperti pudak, otak-otak, nasi krawu dan lain-lain. Dan juga dikenal dengan kota santri karena disini tempatnya para santri belajar agama kepada para penyebar islam di tanah jawa termasuk Sunan Giri atau Sunan Malik Ibrahim.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.2 Produk Gerabah
2.1.1 Pengertian Gerabah
Gerabah adalah kerajinan yang terbuat dari tanah liat. Untuk lebih jelasnya tentang istilah gerabah akan dikemukakan berdasarkan beberapa pendapat antara lain :
a. Menurut Wikipedia Indonesia
Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat atau lempung yang dibentuk kemudian dibakar untuk kemudian dijadikan alat- alat yang berguna membantu kehidupan.
b. Menurut Rifki T.G
Kerajinan Gerabah adalah kerajianan tradisional yang memerlukan keterampilan-keterampilan khusus yang harus dikuasai untuk mengolah tanah liat sedemikian rupa sehingga mengahasilkan karya-karya yang mempunyai nilai ekonomis.
Perlu diketahui bahwa asal mula gerabah telah diperkirakan ada sejak zaman manusia prasejarah dan dengan adanya alat ini dapat diketahui bahwa manusia zaman dahulu sudah mengusai tehnologi dan citra seni yang cukup tinggi. Sebab pada beberapa penemuan di daerah situs bersejarah atau situs-situs arkeologi, telah ditemukan gerabah-gerabah kuno yang berfungsi sebagai perkakas atau alat bantu rumah tangga. Dan hal ini dapat dibuktikan dengan banyak ditemukannya gerabah-gerabah kuno di Jawa timur dan di Sulawesi selatan.
2.1.2 Peran Gerabah
Menurut kajian arkeologis, keahlian membuat keramik jenis gerabah atau tembikar di nusantara baru dikenal di masa bercocok tanam. Siklus cocok tanam yang menyisakan waktu luang cukup panjang bagi para petani memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengembangkan keahlian ini. Jenis gerabah yang dihasilkan kebanyakan berupa peralatan rumah tangga.
Akan tetapi baru pada masa perundagian karya-karya gerabah mulai berkembang luas, tidak lagi sekedar menjadi bagian peralatan rumah tangga, tapi telah pula menjadi bagian perangkat sosial, ritual keagamaan, ekspresi seni bahkan lambang status sosial.
Seniman-seniman tembikar masa inilah yang diyakini mengembangkan tehnik cungkil, putar, tusuk, gores, tempel dan tekan, yang masih dikenal hingga kini.
Dengan tehnik-tehnik yang sudah ada dimasa sekarang gerabah sudah beralih fungsinya, fungsinya adalah :
Sebagai hisan taman
Sebagai Tempat payung
Aneka model binatang
Vas bunga
Kap lampu
Panel-panel keramik
Asbak
Celengan
Ataupun aneka bentuk hiasan berbahan tanah liat
2.1.3 Keadaan Produk Gerabah di Zaman Modern
Dengan melihat keadaan sekarang yang serba maju oleh alat-alat yang modern, produk gerabah hari demi hari mulai kurang diminati, hal ini mengakibatkan produk gerabah mulai hilang ditelan zaman. Menurut Ali Robin hal ini dikarenakan para pembeli bosan dengan disain yang terkesan monotan tanpa ada perubahan yang membuat para peminat gerabah merasa tertarik untuk mendapatkan alat yang lebih bagus dibandingkan gerabah. Hal ini dibuktikan dengan penurunan pesanan gerabah hingga 60 persen.
Menurut Robin fakta tersebut merupakan suatu masalah yang sangat serius dan harus ditangani secepatnya. ''Corak dan desain adalah suatu yang penting dalam pembuatan gerabah”. Untuk itu jika para pelanggan sudah bosan dengan corak desain yang ditawarkan tanpa ada usaha kearah perubahan, maka pasar kita akan segera ditinggalkan konsumen.
2.2 Cara Pembuatan gerabah
1. Pengambilan tanah liat
Tanah liat diambil dengan cara menggali secara langsung ke dalam tanah yang mengandung banyak tanah liat yang baik. Tanah liat yang baik berwarna merah coklat atau putih kecoklatan. Tanah liat yang telah digali kemudian dikumpulkan pada suatu tempat untuk proses selanjutnya.
2. Persiapan tanah liat
Tanah liat yang telah terkumpul di campur dengan psir kemudian disiram denagan air hingga basah merata kemudian didiamkan selama satu hingga dua hari. Setelah itu, kemudian tanah liat digiling agar lebih rekat dan liat. Ada dua cara penggilingan yaitu secara manual dan mekanis. Penggilingan manual dilakukan dengan cara menginjak-injak tanah liat hingga menjadi ulet dan halus. Sedangkan secara mekanis dengan menggunakan mesin giling. Hasil terbaik akan dihasilkan dengan menggunakan proses giling manual.
3. Proses pembentukan
Setelah melewati proses penggilingan, maka tanah liat siap dibentuk sesuai dengan keinginan. Aneka bentuk dan disain dapat dihasilkan dari tanah liat. Seberapa banyak tanah liat dan berapa lama waktu yang diperlukan tergantung pada seberapa besar gerabah yang akan dihasilkan, bentuk dan disainnya. Perajin gerabah akan menggunakan kedua tangan untuk membentuk tanah liat dan kedua kaki untuk memutar alat pemutar (perbot). Kesamaan gerak dan konsentrasi sangat diperlukan untuk dapat melakukannya. Alat-alat yang digunakan yaitu alat pemutar (perbot), alat pemukul, batu bulat, kain kecil. Air juga sangat diperlukan untuk membentuk gerabah dengan baik.
4. Penjemuran
Setalah bentuk akhir telah terbentuk, maka diteruskan dengan penjemuran. Sebelum dijemur di bawah terik matahari, gerabah yang sudah agak mengeras dihaluskan dengan air dan kain kecil lalu dibatik dengan batu api. Setalah itu baru dijemur hingga benar-benar kering. Lamanya waktu penjemuran disesuaikan dengan cuaca dan panas matahari.
5. Pembakaran
Setelah gerabah menjadi keras dan benar-benar kering, kemudian banyak gerabah dikumpulkan dalam suatu tempat atau tungku pembakaran. Gerabah-gerabah tersebut kemudian dibakar selama beberapa jam hingga benar-benar keras. Proses ini dilakukan agar gerabah benar-benar keras dan tidak mudah pecah. Bahan bakar yang digunakan untuk proses pembakaran adalah jerami kering, daun kelapa kering ataupun kayu bakar.
6. Penyempurnaan
Dalam proses penyempurnaan, gerabah jadi dapat dicat dengan cat khusus atau diglasir sehingga terlihat indah dan menarik sehingga bernilai jual tinggi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari kesimpulan yang telah penulis kemukakan berdasarkan data-data yang telah penulis sajikan, dapat ditarik kesimpulan bahwa gerabah adalah alat yang terbuat dari tanah liat yang masih tradisional dan berfungsi sebagai alat bantu kehidupan manusia dan dapat juga digunakan sebagai penghias ruangan serta untuk interior rumah.
Gerabah ternyata tidak hanya berupa alat-alat dapur seperti cobek atau kendi tetapi juga berupa vas bunga, celengan, asbak dan aneka macam bentuk yang terbuat dari tanah liat. Dalam pembuatan gerabah dapat dibagi menjadi 6 bagian yaitu Persiapan tanah liat, Proses pembentukan, Penjemuran, Pembakaran, Pengambilan tanah liat dan Penyempurnaan.
Dan dapat ditarik kesimpulan, bahwa peranan gerabah dari zaman dahulu sampai zaman sekarang telah mengalami perubahan, seperti gerabah pada zaman dahulu hanya sebagai alat bantu rumah tangga sekarang gerabah dapat juga digunakan sebagai penghias taman atau sebagai interior rumah. Dan untuk mengantisipasi agar produk-produk tersebut tidak kalah dengan produk modern, corak dan disain gerabah tersebut harus lebih menarik dan harus ada perubahan yang lebih baik.
3.2 Saran
1. Sebaiknya masyarakat lebih menghargai alat-alat tradisional dalam negeri terutama gerabah, agar produk gerabah tetap dilestarikan dan dikenal oleh masyarakat luas.
2. Seharusnya para perajin gerabah lebih mengembangkan dan meningkatkan kualitas produknya sehingga produk-produk dalam negeri dapat digunakan sebagaimana kita menggunakan produk yang modern.
3. Pemerintah seharusnya memberi tempat yang layak pada para perajin, agar produk-produk mereka tetap bertahan di zaman modern ini.
DAFTAR PUSTAKA
Poernadarminta. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN, Balai Pustaka
Rama, Tri. 2001. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Karya Agung
Rosidi, Iman. 2005. Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: CV. Media Pustaka
http://ads.admaxasia.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Gerabah
http://www.jatim.go.id/telecenter
http://www.suaramerdeka.com
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Wawancara
1. Sebelumnya saya mohon maaf karena mengganggu pekerjaan Ibu, nama anda siapa dan umur anda berapa ?
Nama saya ibu Saropah dan umur saya 60 tahun.
2. Sejak kapan anda menekuni pembuatan gerabah ?
Sejak saya berumur 35 tahun hingga sekarang
3. Anda mengerjakan atau membuat produk gerabah ini dibantu oleh berapa orang ?
Dalam pengerjaan ini sata hanya dibantu oleh keluarga sya sendiri mulai dari suami, anak, menantu dan saudara saya
4. Bagaimana cara anda membuat gerabah ?
Yang pertama dilakukan adalah menyiapkan tanah liat kemudian dicampur dengan pasir dan diberi air, setelah itu didiamkan selama sati sampai satu setengah hari. Kemudian baru dibentuk menjadi bentuk gerbah sesuai yang diinginkan dan dengan menggunakan tehnik putar. Baru kemudian dijemur selama satu minggu dan jemurannya sesuai dengan kondisi cuaca, jika panas maka mungkin hanya membutuhkan waktu 5 hari dan senaliknya jika cuaca sedang mendung atau hujan penjemuran membuthkan waktu satu minggu. Setelah dijemur dilakukan pembakaran selama kurang lebih 3 jam kemudian dikemas untuk dijual.
5. Bagaimana cara membedakan gerabah yang baik dengan yang tidak ?
Gerabah yang bagus adalah gerabah yang proses pembakarannya cukup lama sehingga gerabah tidak mudah retak
6. Apa saja bahan-bahan utama yang diperlukan dalam pembuatan gerabah dan anda mendapatkannya dari mana ?
Bahan utamanya adalah tanah liat, pasir, air dan alat putar yang digunakan untuk membentu aneka macam gerabah.
Yang tanah liat saya saya tidak beli, karena saya langsung mengambilnya dari belakang rumah. Sedangkan yang pasir saya beli dengan harga Rp 700.000,00 untuk 4 bulan saja.
7. Berapa lama proses pembuatan gerabah ?
Dalam proses pembuatan gerabah mulai dari pembuatan sampai akhir kira-kira membuthkan waktu satu minggu.
8. Apa saja yang dapat dibentuk dari gerabah ?
Sebenarnya gerabah bentuknya sangat banyak, tapi disini saya hanya membentuk cobek dan kendil saja.
9. Kemana saja anda produk gerabah itu dipasarkan ?
Saya biasanya memasarkan produk gerabah ini hanya menunggu pesanan saja. Dan tempat pemasarannya di daerah Kroman, Randuagung dan Kedanyang.
10. Dalam sekali pembuatan, berapa modal yang anda butuhkan ?
Untuk modalnya hanya membutuhkan pasir saja dengan harga Rp 700.000,00 untuk 4 bulan.
11. Apa alasan anda untuk mempertahankan produk ini ?
Karena kami sudah lama sekali menekuni pekerjaan ini, dan kami tidak memiliki keahlian apa-apa selain ini.
12. Apakah ada perbedaan dalam penjualan gerabah pada saat sekarang dengan dulu ?
Penjualan gerabah waktu dulu dengan sekarang saya rasa tidak ada bedanya masih standart-standart saja. Yang membedakan hanyalah usia saya saja, yang semakin tua tenaga saya semakin lemah yang dulunya dapat menghasilkan banyak gerabah setiap harinya sedangkan sekarang terbatas.
13. Apakah anda tidak merasa tersaingi dengan adanya produk-produk modern yang lebih maju sekarang ini ?
Tidak, karena kami merasa kalau setiap orang atau rumah tanaga setidak-tidaknya pasti membutuhkan yang namanya kendil atau cobek. Walaupun banyak konsumen yang sudah memakai produk modern tetapi mereka tetap membutuhkan yang tradisional.
14. Apakah ada pengaruh dengan adanya pergantian musim ?
Ya, hal ini sangat berpengaruh pada pembuatan gerabah itu sendiri karena kalau di musim kemarau jemuran gerabah lebih cepat kering dan hasilnya akan lebih baik, sedangkan waktu musim hujan jemuran gerabah sulit kering dan hasilnya akan kurang baik.
15. Apakah ada kesulitan dalam pembuatan gerabah ?
Ada, hanya jika musim hujan saya seperti yang saya terangkan tadi.
16. Didalam pemasarannya, produk gerabah dijual perhari apa dijual perminggu ?
Baiasanya kami memasarkan produk ini perminggu, tetapi hal itu tidak menentu karena tergantung pesanan. Tapi biasanya yang paling ramai pesanan ketika ada Maulid Nabi di daerah gresik, karena disana masih menggunakan tradisi kuno yakni menggunakan cobek sebagai tempat makanan. Dan ketika perayaan hari kemerdekaan, karena biasanya yang memesan digunakan untuk lomba kepruk kendil.
2. Daftar Gambar
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Saat ini perkembangan alat tehnologi modern sudah lebih maju sehingga banyak yang berpindah dari alat tradisional ke alat modern. Kebanyakan masyarakat berpindah ke alat modern karena masyarakat memilih alat-alat yang lebih mudah untuk digunakan. Tapi dengan berpindah ke alat-alat modern menyebabkan banyak perajin alat tradisional merasa rugi. Salah satunya perajin produk gerabah yang bertempat di Desa Tubayan Kelurahan Gulumantung, perajin ini merasa rugi karena banya konsumen yang berpindah yang dulunya menggunakan produk gerabah seperti cobek kini berpindah ke alat modern seperti blender, sehingga produk yang dihasilkan tidak laku.
Semua itu akibat adanya beberapa hal yakni kemajuan tehnologi modern dan alat tradisionl sudah tidak sesuai lagi dengan zaman sekarang ini. Kemudian pemerintah sudah tidak memasarkan lagi produk dalam negeri yang masih tradisional yang pada zaman dahulu sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Keadaan inilah yang harus dicari jalan keluarnya. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan memperkenalkan atau memasarkan produk gerabah dan alat tradisional yang lain. Dengan demikian maka produk gerabah dapat dikenal lagi oleh masyarakat luas. Dan masyarakatpun tetap menggunakan alat-alat tradisional. Dan perajinpun tidak merasa dirugikan.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian di Kelurahan Gulumantung Kecamatan Kebomas Gresik, tempat perajin membuat gerabah dengan mengangkat judul “Gerabah Salah Satu Produk Kerajinan Tangan di Kelurahan Gulumantung Kebomas Gresik”.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana peran produk gerabah dari zaman dahulu hingga zaman sekarang ini ?
2. Bagaimana keadaan produk gerabah di zaman sekarang ?
3. Bagaimana cara pembuatan produk gerabah ?
1.3 Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui peran produk gerabah di tengah-tengah masyarakat modern.
2. Untuk mengetahui keadaan produk gerabah di zaman modern ini.
3. Untuk mengetahui cara pembuatan produk gerabah.
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Peneliti
Dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman yang bersifat langsung yang diterangkan dalam karya ilmiah ini, dan untuk memenuhi sebagian dari tugas-tugas yang diberikan oleh ibu guru di sekolah MA Ma’arif NU Sidomukti Kebomas Gresik.
2. Masyarakat sekitar dan para konsumen
Dapat digunakan sebagai informasi dan rujukan dalam mengenal produk-produk tradisional yang ramah lingkungan.
3. MA Ma’arif NU Sidomukti
Dapat digunakan sebagai sumber informasi dan sebagai sumber kepustakaan serta bahan kajian untuk permasalahan yang sama.
1.5 Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif. Tujuannya penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau kondisi yang ada, pendapat yang sedang tumbuh, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Pada penelitian ini, penulis mendapatkan data deskriptif yaitu data-data yang dikumpulkan berupa kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang membuat gerabah dan orang yang pernah membeli produk gerabah serta masyarakat sekitar.
1. Metode interview (wawancara)
Wawancara adalah sebagai suatu proses tanya jawab lisan, dengan dua orang atau lebih saling berhadapan fisik, yaitu satu dapat melihat muka yang lain dan mendengarkan dengan telinga sendiri suaranya.
Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data secara langsung kepada pihak yan bersangkutan, yaitu pewawancara dengan mengajukn pertanyaan dan memperoleh jawaban secara langsung dari narasumber. Adapun pelaksanaan metode wawancara ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang :
1. Proses pembuatan gerabah
2. Pemasaran produk gerabah
2. Metode observasi
Metode observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan dengan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.
Dalam hal ini penulis menggunakan metode ini secara langsung, metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang pembuatan gerabah di Kelurahan Gulumantung sebagai obyek penelitian.
3. Metode dokumenter
Metode dokumenter adalah mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, buku-buku, surat kabar, majalah, agenda, internet dan lain-lain. Adapun pelaksanaan metode dokumenter ini peneliti gunakan untuk memperoleh data tentang :
1. Pengertian gerabah
2. Manfaat gerabah
3. Bentuk-bentuk gerabah
4. Proses pembuatan gerabah
1.6 Batasan Istilah
Untuk menghindari adanya salah penafsiran terhadap judul karya ilmiah “Gerabah salah satu produk kerajinan tangan di Kelurahan Gulumantung Kebomas Gresik” ini, maka penulis akan menegaskan beberapa pengertian sebagai berikut :
1. Gerabah
Adalah segala jenis alat-alat dapur yang dibuat dari tanah liat yang berguna untuk membantu kehidupan manusia.
2. Produk
Adalah barang atau jasa yang dibuat dan ditambah gunanya atau nilainya dalam proses produksi dan menjadi hasil akhir dari proses produksi itu.
3. Kerajinan tangan
Adalah suatu barang-barang hasil karya tangan rumah tangga, perusahaan kecil-kecil yang dikerjakan di rumah.
4. Gulumantung
Adalah Salah satu nama kelurahan yang bertempat di Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik dan letaknya kurang lebih 300 meter dari Kelurahan Sidomukti.
5. Kebomas
Adalah nama kecamatan yang memberi nama Sunan Giri, kebomas yaitu nama kecamatan yang berada kurang lebih 1 km arah utara Sidomukti dan 3 km arah selatan Kota Gresik
6. Gresik
Adalah kota yang terkenal dengan makanan yang khas seperti pudak, otak-otak, nasi krawu dan lain-lain. Dan juga dikenal dengan kota santri karena disini tempatnya para santri belajar agama kepada para penyebar islam di tanah jawa termasuk Sunan Giri atau Sunan Malik Ibrahim.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.2 Produk Gerabah
2.1.1 Pengertian Gerabah
Gerabah adalah kerajinan yang terbuat dari tanah liat. Untuk lebih jelasnya tentang istilah gerabah akan dikemukakan berdasarkan beberapa pendapat antara lain :
a. Menurut Wikipedia Indonesia
Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat atau lempung yang dibentuk kemudian dibakar untuk kemudian dijadikan alat- alat yang berguna membantu kehidupan.
b. Menurut Rifki T.G
Kerajinan Gerabah adalah kerajianan tradisional yang memerlukan keterampilan-keterampilan khusus yang harus dikuasai untuk mengolah tanah liat sedemikian rupa sehingga mengahasilkan karya-karya yang mempunyai nilai ekonomis.
Perlu diketahui bahwa asal mula gerabah telah diperkirakan ada sejak zaman manusia prasejarah dan dengan adanya alat ini dapat diketahui bahwa manusia zaman dahulu sudah mengusai tehnologi dan citra seni yang cukup tinggi. Sebab pada beberapa penemuan di daerah situs bersejarah atau situs-situs arkeologi, telah ditemukan gerabah-gerabah kuno yang berfungsi sebagai perkakas atau alat bantu rumah tangga. Dan hal ini dapat dibuktikan dengan banyak ditemukannya gerabah-gerabah kuno di Jawa timur dan di Sulawesi selatan.
2.1.2 Peran Gerabah
Menurut kajian arkeologis, keahlian membuat keramik jenis gerabah atau tembikar di nusantara baru dikenal di masa bercocok tanam. Siklus cocok tanam yang menyisakan waktu luang cukup panjang bagi para petani memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengembangkan keahlian ini. Jenis gerabah yang dihasilkan kebanyakan berupa peralatan rumah tangga.
Akan tetapi baru pada masa perundagian karya-karya gerabah mulai berkembang luas, tidak lagi sekedar menjadi bagian peralatan rumah tangga, tapi telah pula menjadi bagian perangkat sosial, ritual keagamaan, ekspresi seni bahkan lambang status sosial.
Seniman-seniman tembikar masa inilah yang diyakini mengembangkan tehnik cungkil, putar, tusuk, gores, tempel dan tekan, yang masih dikenal hingga kini.
Dengan tehnik-tehnik yang sudah ada dimasa sekarang gerabah sudah beralih fungsinya, fungsinya adalah :
Sebagai hisan taman
Sebagai Tempat payung
Aneka model binatang
Vas bunga
Kap lampu
Panel-panel keramik
Asbak
Celengan
Ataupun aneka bentuk hiasan berbahan tanah liat
2.1.3 Keadaan Produk Gerabah di Zaman Modern
Dengan melihat keadaan sekarang yang serba maju oleh alat-alat yang modern, produk gerabah hari demi hari mulai kurang diminati, hal ini mengakibatkan produk gerabah mulai hilang ditelan zaman. Menurut Ali Robin hal ini dikarenakan para pembeli bosan dengan disain yang terkesan monotan tanpa ada perubahan yang membuat para peminat gerabah merasa tertarik untuk mendapatkan alat yang lebih bagus dibandingkan gerabah. Hal ini dibuktikan dengan penurunan pesanan gerabah hingga 60 persen.
Menurut Robin fakta tersebut merupakan suatu masalah yang sangat serius dan harus ditangani secepatnya. ''Corak dan desain adalah suatu yang penting dalam pembuatan gerabah”. Untuk itu jika para pelanggan sudah bosan dengan corak desain yang ditawarkan tanpa ada usaha kearah perubahan, maka pasar kita akan segera ditinggalkan konsumen.
2.2 Cara Pembuatan gerabah
1. Pengambilan tanah liat
Tanah liat diambil dengan cara menggali secara langsung ke dalam tanah yang mengandung banyak tanah liat yang baik. Tanah liat yang baik berwarna merah coklat atau putih kecoklatan. Tanah liat yang telah digali kemudian dikumpulkan pada suatu tempat untuk proses selanjutnya.
2. Persiapan tanah liat
Tanah liat yang telah terkumpul di campur dengan psir kemudian disiram denagan air hingga basah merata kemudian didiamkan selama satu hingga dua hari. Setelah itu, kemudian tanah liat digiling agar lebih rekat dan liat. Ada dua cara penggilingan yaitu secara manual dan mekanis. Penggilingan manual dilakukan dengan cara menginjak-injak tanah liat hingga menjadi ulet dan halus. Sedangkan secara mekanis dengan menggunakan mesin giling. Hasil terbaik akan dihasilkan dengan menggunakan proses giling manual.
3. Proses pembentukan
Setelah melewati proses penggilingan, maka tanah liat siap dibentuk sesuai dengan keinginan. Aneka bentuk dan disain dapat dihasilkan dari tanah liat. Seberapa banyak tanah liat dan berapa lama waktu yang diperlukan tergantung pada seberapa besar gerabah yang akan dihasilkan, bentuk dan disainnya. Perajin gerabah akan menggunakan kedua tangan untuk membentuk tanah liat dan kedua kaki untuk memutar alat pemutar (perbot). Kesamaan gerak dan konsentrasi sangat diperlukan untuk dapat melakukannya. Alat-alat yang digunakan yaitu alat pemutar (perbot), alat pemukul, batu bulat, kain kecil. Air juga sangat diperlukan untuk membentuk gerabah dengan baik.
4. Penjemuran
Setalah bentuk akhir telah terbentuk, maka diteruskan dengan penjemuran. Sebelum dijemur di bawah terik matahari, gerabah yang sudah agak mengeras dihaluskan dengan air dan kain kecil lalu dibatik dengan batu api. Setalah itu baru dijemur hingga benar-benar kering. Lamanya waktu penjemuran disesuaikan dengan cuaca dan panas matahari.
5. Pembakaran
Setelah gerabah menjadi keras dan benar-benar kering, kemudian banyak gerabah dikumpulkan dalam suatu tempat atau tungku pembakaran. Gerabah-gerabah tersebut kemudian dibakar selama beberapa jam hingga benar-benar keras. Proses ini dilakukan agar gerabah benar-benar keras dan tidak mudah pecah. Bahan bakar yang digunakan untuk proses pembakaran adalah jerami kering, daun kelapa kering ataupun kayu bakar.
6. Penyempurnaan
Dalam proses penyempurnaan, gerabah jadi dapat dicat dengan cat khusus atau diglasir sehingga terlihat indah dan menarik sehingga bernilai jual tinggi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari kesimpulan yang telah penulis kemukakan berdasarkan data-data yang telah penulis sajikan, dapat ditarik kesimpulan bahwa gerabah adalah alat yang terbuat dari tanah liat yang masih tradisional dan berfungsi sebagai alat bantu kehidupan manusia dan dapat juga digunakan sebagai penghias ruangan serta untuk interior rumah.
Gerabah ternyata tidak hanya berupa alat-alat dapur seperti cobek atau kendi tetapi juga berupa vas bunga, celengan, asbak dan aneka macam bentuk yang terbuat dari tanah liat. Dalam pembuatan gerabah dapat dibagi menjadi 6 bagian yaitu Persiapan tanah liat, Proses pembentukan, Penjemuran, Pembakaran, Pengambilan tanah liat dan Penyempurnaan.
Dan dapat ditarik kesimpulan, bahwa peranan gerabah dari zaman dahulu sampai zaman sekarang telah mengalami perubahan, seperti gerabah pada zaman dahulu hanya sebagai alat bantu rumah tangga sekarang gerabah dapat juga digunakan sebagai penghias taman atau sebagai interior rumah. Dan untuk mengantisipasi agar produk-produk tersebut tidak kalah dengan produk modern, corak dan disain gerabah tersebut harus lebih menarik dan harus ada perubahan yang lebih baik.
3.2 Saran
1. Sebaiknya masyarakat lebih menghargai alat-alat tradisional dalam negeri terutama gerabah, agar produk gerabah tetap dilestarikan dan dikenal oleh masyarakat luas.
2. Seharusnya para perajin gerabah lebih mengembangkan dan meningkatkan kualitas produknya sehingga produk-produk dalam negeri dapat digunakan sebagaimana kita menggunakan produk yang modern.
3. Pemerintah seharusnya memberi tempat yang layak pada para perajin, agar produk-produk mereka tetap bertahan di zaman modern ini.
DAFTAR PUSTAKA
Poernadarminta. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN, Balai Pustaka
Rama, Tri. 2001. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Karya Agung
Rosidi, Iman. 2005. Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: CV. Media Pustaka
http://ads.admaxasia.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Gerabah
http://www.jatim.go.id/telecenter
http://www.suaramerdeka.com
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Wawancara
1. Sebelumnya saya mohon maaf karena mengganggu pekerjaan Ibu, nama anda siapa dan umur anda berapa ?
Nama saya ibu Saropah dan umur saya 60 tahun.
2. Sejak kapan anda menekuni pembuatan gerabah ?
Sejak saya berumur 35 tahun hingga sekarang
3. Anda mengerjakan atau membuat produk gerabah ini dibantu oleh berapa orang ?
Dalam pengerjaan ini sata hanya dibantu oleh keluarga sya sendiri mulai dari suami, anak, menantu dan saudara saya
4. Bagaimana cara anda membuat gerabah ?
Yang pertama dilakukan adalah menyiapkan tanah liat kemudian dicampur dengan pasir dan diberi air, setelah itu didiamkan selama sati sampai satu setengah hari. Kemudian baru dibentuk menjadi bentuk gerbah sesuai yang diinginkan dan dengan menggunakan tehnik putar. Baru kemudian dijemur selama satu minggu dan jemurannya sesuai dengan kondisi cuaca, jika panas maka mungkin hanya membutuhkan waktu 5 hari dan senaliknya jika cuaca sedang mendung atau hujan penjemuran membuthkan waktu satu minggu. Setelah dijemur dilakukan pembakaran selama kurang lebih 3 jam kemudian dikemas untuk dijual.
5. Bagaimana cara membedakan gerabah yang baik dengan yang tidak ?
Gerabah yang bagus adalah gerabah yang proses pembakarannya cukup lama sehingga gerabah tidak mudah retak
6. Apa saja bahan-bahan utama yang diperlukan dalam pembuatan gerabah dan anda mendapatkannya dari mana ?
Bahan utamanya adalah tanah liat, pasir, air dan alat putar yang digunakan untuk membentu aneka macam gerabah.
Yang tanah liat saya saya tidak beli, karena saya langsung mengambilnya dari belakang rumah. Sedangkan yang pasir saya beli dengan harga Rp 700.000,00 untuk 4 bulan saja.
7. Berapa lama proses pembuatan gerabah ?
Dalam proses pembuatan gerabah mulai dari pembuatan sampai akhir kira-kira membuthkan waktu satu minggu.
8. Apa saja yang dapat dibentuk dari gerabah ?
Sebenarnya gerabah bentuknya sangat banyak, tapi disini saya hanya membentuk cobek dan kendil saja.
9. Kemana saja anda produk gerabah itu dipasarkan ?
Saya biasanya memasarkan produk gerabah ini hanya menunggu pesanan saja. Dan tempat pemasarannya di daerah Kroman, Randuagung dan Kedanyang.
10. Dalam sekali pembuatan, berapa modal yang anda butuhkan ?
Untuk modalnya hanya membutuhkan pasir saja dengan harga Rp 700.000,00 untuk 4 bulan.
11. Apa alasan anda untuk mempertahankan produk ini ?
Karena kami sudah lama sekali menekuni pekerjaan ini, dan kami tidak memiliki keahlian apa-apa selain ini.
12. Apakah ada perbedaan dalam penjualan gerabah pada saat sekarang dengan dulu ?
Penjualan gerabah waktu dulu dengan sekarang saya rasa tidak ada bedanya masih standart-standart saja. Yang membedakan hanyalah usia saya saja, yang semakin tua tenaga saya semakin lemah yang dulunya dapat menghasilkan banyak gerabah setiap harinya sedangkan sekarang terbatas.
13. Apakah anda tidak merasa tersaingi dengan adanya produk-produk modern yang lebih maju sekarang ini ?
Tidak, karena kami merasa kalau setiap orang atau rumah tanaga setidak-tidaknya pasti membutuhkan yang namanya kendil atau cobek. Walaupun banyak konsumen yang sudah memakai produk modern tetapi mereka tetap membutuhkan yang tradisional.
14. Apakah ada pengaruh dengan adanya pergantian musim ?
Ya, hal ini sangat berpengaruh pada pembuatan gerabah itu sendiri karena kalau di musim kemarau jemuran gerabah lebih cepat kering dan hasilnya akan lebih baik, sedangkan waktu musim hujan jemuran gerabah sulit kering dan hasilnya akan kurang baik.
15. Apakah ada kesulitan dalam pembuatan gerabah ?
Ada, hanya jika musim hujan saya seperti yang saya terangkan tadi.
16. Didalam pemasarannya, produk gerabah dijual perhari apa dijual perminggu ?
Baiasanya kami memasarkan produk ini perminggu, tetapi hal itu tidak menentu karena tergantung pesanan. Tapi biasanya yang paling ramai pesanan ketika ada Maulid Nabi di daerah gresik, karena disana masih menggunakan tradisi kuno yakni menggunakan cobek sebagai tempat makanan. Dan ketika perayaan hari kemerdekaan, karena biasanya yang memesan digunakan untuk lomba kepruk kendil.
2. Daftar Gambar
Langganan:
Postingan (Atom)